SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Saturday, February 14, 2015

Butet & Djaduk Cubitan Tak Sakit dari "Tangis" Teater Gandrik.

CNG.online: - Yogyakarta Teater Gandrik kembali naik pentas. Kali ini, teater yang dimotori oleh Butet Kertaradjasa dan Djaduk Ferianto itu mengangkat lakon Tangis.

Tangis merupakan gabungan dua naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti, yaitu Tangis danJuragan Abiyoso. Dua naskah ini dilebur oleh penulis Agus Noor menjadi satu lakon berjudulTangis.

Bertempat di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta, pertunjukan Teater Gandrik berlangsung selama dua hari, yaitu pada 11 dan 12 Februari 2015.

Pementasan hari pertama, Teater Gandrik berhasil menyedot perhatian warga Yogyakarta. Hal itu terlihat dari terjualnya seluruh tiket. Bahkan, sejumlah orang yang belum memiliki tiket tampak berkerumun di depan Concert Hall.

Butet dan kawan-kawan tidak mengecewakan penonton yang sejak pukul 18.00 WIB sudah hadir di Concert Hall.

Tangis langsung dibuka oleh tokoh Dulang yang diperankan oleh Susilo Nugroho. Dulang bak seorang dalang, yang mengatur bagaimana kisah keluarga Abiyoso. Sebagaimana ciri khas dari Teater Gandrik, maka banyolan, lelucon, guyon dengan segera bisa menyulut tawa penonton.

Dulang nampak sangat piawai dalam menciptakan gerakan-gerakan maupun celetukan yang mengundang tawa. Dalam adegan Dulang masuk ke rumah Abiyoso yang lama tak lagi ditinggali. Dulang menemukan furniture berdebu dan meniup debu tersebut. Tanpa segan Dulang mengungkap bahwa debu tersebut adalah bedak.

Aksi guyon Dulang makin menggila. Bak seorang stand up comedy, Dulang memerankan berbagai macam tokoh, mulai dari Ketua RT hingga seorang wanita. Kelakukan Dulang ini sontak membuat tawa penonton pecah di Concert Hall.

Meski tidak mendominasi penampilan, namun Dulang menjadi bintang pertunjukan ini. Butet beserta aktor dan aktris lainnya tidak mampu menyamai level kocak seorang Dulang.

Walaupun mendapat sorotan utama, namun Butet dan kawan-kawan patut mendapatkan apresiasi untuk penampilan cemerlang mereka di atas panggung.

Tangis bercerita tentang keluarga Abiyoso yang memiliki perusahaan batik. Di perusahaan itu terdapat intrik-intrik yang sesuai dengan kondisi bangsa saat ini.

Melalui karakter tokoh dan dialog-dialognya, Teater Gandrik mencoba menyentil permasalahan yang saat ini menimpa Indonesia.

"Ini cara kami mencubit namun tidak sakit," kata sutradara pertunjukan ini, Djaduk Ferianto."

No comments:

Post a Comment